Minggu, 16 Juni 2013

Adil itu gak harus sama : cerita KRL Jabodetabek Cawang-Bogor di sabtu pagi

Tadinya mau nulis tentang rencana kenaikan harga bbm (bahan bakar minyak) yang lagi rame, tapi gak jadi ah, dah banyak yang bahas. Tapi intinya memang dari 1995 yakin banget kalau bbm mending harga pasar aja gak usah pake subsidi-subsidian biar rakyat mandiri. Gak manja dikit-dikit naik kendaraaan, sampe anak segede upil aja (yang boror-boro punya SIM, bikin KTP aja blum cukup umur) disuruh ke warung pake motor, trus karena pake motor, nyari warungnya yg jauh sambil jalan-jalan. Seringkan liat anak-anak segede upil sliweran naik motor? Hayooo anak siapa itu?

Mending uang subsidinya bikin infrastruktur dan transportasi masal yang ciamik, bayangin aja sejak tahun kapan subsidi bbm, kayaknya total dah ribuan Trilun Rupiah. Dengan transportasi masal yang cukup, keren dan nyaman, yakin 100% rakyat juga akan milih naik transportasi masal tanpa repot-repot ngabisin anggaran promosi sosialisasi di berbagai media koran, radio, televisi dan sebagainya seperti yang hari ini muncul PSA-nya (Public Service Advertising : Iklan Layanan Masyarakat) sosisalisasi rencana kenaikan bbm di televisi nasional.

Ehh... malah keterusan bahas rencana kenaikan bbm nya. hehehehe. Lanjut ah.