Selasa, 22 Januari 2013

Almamaterku Tercinta is TLW

Gara-gara share pages-nya Seorang Sobat dari Bali jadi inget masa lalu. Tahun 1994 berjuang masuk kedokteran Unpad gak keterima, tadinya, dari pada nganggur iseng-iseng memenuhi undangan dari Institut Teknologi Adityawarman (loh kok diklik bukan link ke web kampusnya? iya, kampusnya dah berubah jadi Universitas Kebangsaan) sambil bimbingan belajar di GO Bandung. Sebulan kuliah, di ajak sama si Kojek ikutan Teater Lima Wajah akhirnya keasikan lupa ama kedokteran. Blas, total di teknik elektro, ternyata emang cocok, ulak-ulik alat, nggak jalan bisa dibanting-banting(kebayang kalau ambil kedokteran kan? ngebanting apa hayooo?) Akhirnya 2000 lulus dengan nilai pas-pasan meski tugas akhirnya sukses berat dikerjain selama 18 bulan. Dapet gelar ST. Banyak yang bilang saya ST-nya bukan Sarjana Teknik. Tapi Sarjana Teater :D 80% waktu habis di kegiatan mahasiswa, 20% di kelas. Mulai dari Teater, Pers Kampus ampe Himpunan. That time is the best moment in my life lah pokoknya. Dosen favorit tentu saja dosen informal Kang Dodi. Setelah kedua orang tua, Beliau lah yang ngajarin hidup. The real life! Bahwa hidup harus dinikmati, bahkan setiap tarikan dan hebusan nafas sekali pun. Olah sukma bikin jiwa tenang, eksis di kegiatan harus, kuliah tetep nomer #1. selalu itu pesen beliau untuk anggota TLW. Ngabisin waktu bareng berbulan-bulan untuk sebuah naskah sering dijalanin, bikin para anggota layaknya TLW jadi sebuah keluarga. (Bahkan ada yang jadi keluarga beneran :D). pindah dari satu panggung ke panggung lain bikin mental kami kuat, pendalaman peran karena tuntutan naskah bikin kami kadang kayak orang lain, sekaligus makin banyak tau tentang hal-hal lain selain materi yang didapet dari kelas mata kuliah formal.



Titik tolak TLW adalah ketika bikin STIA (Studi Teater SLTA). Maaf temen-temen kalau nggak setuju :p.
Yup!! di kegiatan ini memang nggak seperti waktu kami ngikutin Jambore Teater Nasional yang penuh dengan Teaterawan sekelas Putu Wijaya atau W.S Rendra, nggak sekeren waktu bawain naskah "Air Mata Tanah Air" di panggung IKJ atau seheboh waktu ngadain Festival Teater Se-Jawa Barat yang bisa ngumpulin teater-teater di Kampus. Kegiatan ini "cuma" ngajakin anak-anak SLTA se Bandung Raya untuk kenal teater aja. Tapi dari kegiatan itu, kami belajar banyak. yang selama ini hanya nerima pelajaran dari dosen-dosen. Di STIA kami justru dipaksa oleh kang Dodi untuk berbagi ilmu pengetahuan yang kami bisa.
Teater Lima Wajah ITA (hik's sekarang UK) nggak cuma ngapalin naskah trus manggung. Pentas-pentas TLW ITA penuh dengan sentuhan Teknologi. "masa kampusnya Institut Teknologi, tapi pentasnya gitu-gitu aja?" kalimat itu yang bikin kami lebih kreatif. Dua pentolan TLW saat itu (nggak ngelupain atau ngecilin yang lain kok) Kojek dengan pasukan arsiteknya bikin tata panggung yang keren dan Tokek dengan pasukan elektronya bikin lighting dan music yang hmmm... awalnya susah banget, nempel-nempel poster di tempat-tempat umum. sampai ada anggota yang sempet bermasalah dikit dengan pol-PP :) nyebarin surat undangan ke SLTA-SLTA sebandung raya, mulai dari SLTA bonafid di tengah kota ampe SLTA pinggiran kabupaten Bandung.

Ah... masa kuliah yang indah. sekarang kuliah sambil kerja, sambil usaha, sambil mikirin keluarga. meski temen-temennya juga asik-asik, tetep aja beda. soalnya di mb ipb gak ada TLW :)

Tidak ada komentar: