Sabtu, 19 Januari 2013

Kekuatan Situasi

Ngurus kerjaan di pulau Sumatera, 6 jam perjalanan darat dari kota Palembang ditempuh tengah malem setelah menikmati keramahan tuan rumah di daerah Keten Permai. Semula perjalanan rencana lewat darat untuk mempermudah mobilitas di Sumatera. H-1 sebelum hari keberangkatan situasi jalan Tol  Jakarta-Merak nggak memungkinkan untuk dilewati, hujan yang terus mengguyur menyebabkan ruas jalan tergenang air. Akhirnya diputuskan keberangkatan Jakarta-Palembang menggunakan pesawat udara, perjalanan Palembang-Lokasi menggunakan mobil melalui jalan darat. Perjalanan dimulai sabtu malam  bersama Kak Benz dan Mas Bagas, dengan rencana begitu landing langsung berangkat ke lokasi, setup hardware, setting software, Senin lobi-lobi, Selasa bikin proposal untuk kegiatan 2013, beres-beres,    pulang ke Jakarta, Kamis ujian MKM. Ternyata lagi-lagi situasi berbeda, meski penerbangan menuju Sultan Mahmud Baharudin II tanpa delay dan suasana di kabin pesawat nyaman. Mobil jemputan mengalami keterlambatan karena mengalami gangguan pada bannya. Setelah setengah jam menungggu di area terbuka(karena semua tempat makan dan minum telah tutup) mobil jemputan yang dikendarai Ari dan ditemani Ade akhirnya muncul juga. Untuk memperkecil resiko dijalan, kami memutuskan untuk memeriksa dulu kendaraan sambil mengunjungi sahabat di Kenten Permai. Setelah pemeriksaan beres sekitar jam 12 malam, perjalanan dimulai, seperti biasa ada perebutan posisi supir dulu, maklum, pada lebih suka menyetir dari pada duduk manis di bangku penumpang. Perebutan akhirnya dimenangkan oleh saya. :) Perajalan sekitar 250km di tempuh dalam waktu 4 jam saja. Lebih  cepat dari biasanya, jalanan begitu lenggang tanpa terlihat iring-iringan truk pengangkut batu bara yang biasanya kami jumpai di perjalanan menuju lokasi. Ngobrol sama penduduk lokal, ternyata Gubernur Sumatera Selatan, Alex Nurdin telah melarang truk angkutan batu bara melaui jalan umum. Maaf pembaca, bagian ini belum akan dibahas pada postingan kali ini. ceritanya panjang dan menarik perihal dibalik pelarangan tersebut.



Singkat cerita, secara umum semua target pekerjaan tercapai, Mas Bagas senin siang meluncur duluan ke Palembang, dengan asumsi maksimal perjalanan 6 Jam, Penerbangan jam 22, jadi kalau berangkat jam 12 siang dari lokasi, akan ada banyak waktu di Palembang untuk sekedar jalan-jalan dan belanja oleh-oleh untuk istri tercintanya Mas Bagas Dewiyati Prayitna Putri yang lagi hamil 4 bulan. Lagi-lagi situasi membawa kita pada keadaan yang diluar rencana, ditengah perjalanan mas Bagas menghalami hambatan yang cukup serius, pada saat dia pertama kali menghubungi saya, mereka sedang mengalami kemacetan parah sudah 2 jam tidak bergerak. Informasinya simpang siur, antara trailer yang terbalik, pengaruh demo supir dan pengusaha truk angkutan batubara, jalan banjir, longsor dan perbaikan jalan. Akhirnya mas Bagas tiba di Palembang sekitar jam 24 WIB, jadwal penerbangan sudah lewat, penerbangan ke Jakarta sudah habis untuk saat itu, mas Bagas terpaksa menginap dulu di Palembang, untuk akhirnya menggunakan penerbangan pertama pagi harinya menuju Jakarta. Rabu malam saya berangkat ke Palembang, sedikit nekat demi ujian MKM, tanpa booking tiket pesawat dulu, karena informasi yang saya dapat perjalanan Lokasi-Palembang masih mengalami kemacetan. Alhamdulillah situasi yangg saya alami berbeda dengan yang mas Bagas Alami, Perjalanan sangat lancar, bahkan pada saat istirahat di rumah makan, tiba-tiba mendapat salam dari belakang saya, gak disangka ketemu kenalan lama. Begitu sampai bandara, loket tiket belum buka, tiket online sudah nggak bisa. Lancar, loket buka langsung dapet tiket. Penerbangan lancar dan nyaman, sampai mendekati langit di atas Jakarta, pilot mengumumkan cuaca berawan, angin kencang dan jarak pandang hanya 2000m. Kota Jakarta sedang diguyur hujan. Berdoa landing baik-baik saja. Doa terkabul, landing lancar dan nyaman. Gak ada yang jemput, lagi ngirit gak naik taksi. ada bis damri, sekali-kali nyobain. Meski hujan perjalanan di tol bandara lancar, sampai tol dalam kota tiba macet.

Ternyata di jalan non tol, air sudah tinggi. banyak motor dan mobil yang mogok. aduhhh pemandangannya menyedihkan banget. Semoga kita semua diberi keselamatan dan kekuatan untuk bisa keluar dari masalah banjir Jakarta. Bukan ahlinya, belum bisa bahas banjir di postingan ini. yang pasti sebagai sesama manusia liat mereka korban banjir jakarta sedih banget. :'( Kalau tadi perbangan Palembang-Jakarta cuma 45menit, perjalanan Bandara Soeta-Blok M makan waktu 3 jam lebih, untungnya naik damri jadi nggak jadi masalah menerabas genangan air yang bikin sedan-sedan pada mogok. Makin siang banjir makin parah. Di twitter dah bersisik banget kicauan banjir jakarta, Di group bb dah rame ngebahas jadwal ujian. hadehh sengaja pulang cuma untuk ujian. Ya gimana lagi? Situasi nggak memungkinkan untuk dilaksanakan ujian. team MB-IPB nggak mungkin ke Jakarta karena jalur Jagorawi juga tergenang air.

Situasi sering datang tanpa prediksi, banyak hal yang terjadi tanpa bisa dikendalikan. Bahkan Gubernur DKI Jakarta Jokowi (Joko Widodo) ikut angkat karung untuk sekedar mengganjal tanggul yang bocor, Presiden RI SBY (Susilo Bambang Yudoyono) gulung celana nerima tamu negara. Di Sumsel sopir dan pengusaha truk teriak demo gak bisa cari nafkah karena dilarang beroperasi. Kami hanya diundur jadwal ujian, no problemo. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah KEREN!


Tidak ada komentar: